Minggu, 24 Juli 2011

Wisata Ziarah yuuukk!!! . . . . bersama IRMA (Ikatan Remaja Mesjid Agung) Palembang



Tepatnya pada tanggal 23 Juli’11 aku mengikuti wisata ziarah yang diadakan anak-anak IRMA alias Ikatan Remaja Masjid Agung Palembang. Wisata ziarah adalah sebuah bentuk kunjungan ritual yang dilakukan ke makam dan masjid bersejarah dengan harapan sebagai perjalanan batin seseorang, sehingga memiliki muatan emosi dan kontemplasi tinggi. Dengan berbagai pertimbangan, karena adanya kesempatan ini, kebetulan sekali aku kan belum pernah melihat makam-makam raja dan ulama Palembang yang berperan dalam keislaman di Palembang serta berjasa dalam kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta ingin menambah koleksi masjid yang telah ku kunjungi" akhirnya aku memutuskan untuk ikut jalan-jalan dan Alhamdulillah telah mengantongi restu Ibu ku, ^_~
Berikut objek wisata ziarah tersebut: Cekibrot!





1.      Masjid Sultan Agung dan Makam Sultan Agung 
Dimasjid Sutan Agung ini kami sekalian sholat dhuha, lalu dilanjutkan berfoto-foto di dekat sungai Musi, trus baru ke makam Sultan Agung yang terletak di samping Masjid Sultan Agung dan rumah KH. Abdullah Zawawi (salah satu dari 2 ulama tua Palembang yang masih hidup).

Rencananya kita mau bersilaturahim dengan KH. Abdullah Zawawi, akan tetapi rencana ingin bersilaturahim dengan beliau tertunda dikarenakan beliau sakit (kalau ingatan saya tidak salah)
ini Makam Sultan Agung.
2.      Kawah Tekurep/Makam Sultan Mahmud Badaruddin I
Nama kawah tekurep diambil dari bentuk cungkup (kubah) yang menyerupai kawah ditengkurapkan (Palembang:tekurep). Jika diukur dari tepian Sungai Musi, kompleks makam ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai. Sekelilingnya dipagari dengan batu bata, yang sebagian telah rusak. Di sisi yang menghadap Sungai Musi (arah selatan), terdapat gapura yang merupakan gerbang utama untuk memasuki kompleks makam. Di dalamnya, terdapat empat cungkup. Yaitu, tiga cungkup yang diperuntukkan bagi makam para sultan dan satu cungkup untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang kesultanan.

Adapun nama-nama tokoh yang dimakamkan di dalam Cungkup I:
1. Sultan Mahmud Badaruddin I (wafat tahun 1756 M)
2. Ratu Sepuh, istri pertama yang berasal dari Jawa Tengah
3. Ratu Gading, istri kedua yang berasal dari Kelantan (Malaysia)
4. Mas Ayu Ratu (Liem Ban Nio), istri ketiga yang berasal dari Cina
5. Nyimas Naimah, istri keempat yang berasal dari Palembang
6. Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari Yaman Selatan
7. dan lain-lain

Melihat silsilah keluarga dan pemerintahan Kerajaan Sriwijaya di kompleks makam itu aku jadi kagum. Pertama aku kagum dan bangga menjadi orang Palembang, Ehhh aku kan orang padang, (diralat) ... dan bangga menjadi orang yang lahir dan tinggal di Palembang yang memiliki Kerajaan Sriwijaya yang amat tersohor di zaman keemasannya dan kedua kagum akan beragamnya ras istri raja zaman dahulu. Omg!!!
eh eh eh jangan ditunjuk, itu kan Makam Sultan Mahmud badaruddin I

Nahh.. nie silsilah kesultanan Darusalam, silakan baca..

3.      Masjid Lawang Kidul

Masjid Lawang Kidul adalah salah satu masjid tua di kota Palembang. Masjid ini terletak di tepian Sungai  Musi di semacam tanjung yang terbentuk oleh pertemuannya dengan muara Sungai Lawangkidul. Rumah ibadah ini dibangun dan diwakafkan ulama Palembang Kharismatik, Ki. Mgs. H. Abdul Hamid bin Mgs. H. Mahmud alias K. Anang (Kiai Merogan) pada tahun 1310 H(1890 M).

Sebelumnya, dia menetap di Mekkah, Saudi Arabia, tetapi mendapat bisikan untuk kembali ke kampung halaman. Bersama murid-muridnya, Kiai Merogan berdakwah menggunakan perahu hingga ke daerah pelosok di Sumatera Selatan. Karena itu pula, selain Masjid Lawang Kidul, Kiai Merogan masih memiliki peninggalan berupa Masjid Kiai Merogan di Palembang serta tiga pemondokan jemaah haji di Saudi Arabia, masjid di Dusun Ulak Kerbau Lama Pegagan Ilir (OKI).
Masjid Lawang Kidul, tampak luar
4.      Masjid Al-Mahmudiyah (Masjid Suro)
Masjid Suro ini didirikan oleh KH Abdurrahman Delamat pada 1889, dan selesai pada 1891 Masehi. Sebagaimana fungsi masjid pada umumnya, masjid ini juga didirikan dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat melaksanakan ibadah kepada Allah. Di samping itu, karena keterbatasan lembaga pendidikan, maka masjid juga dipergunakan untuk menimba ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama oleh masyarakat setempat kepada Kiai Delamat.

Dengan usianya yang terbilang sudah lebih dari satu abad, Masjid Besar Al-Mahmudiyah kini menyimpan berbagai benda peninggalan sejarah. Di antaranya beduk, sokoguru (tiang) untuk penyangga masjid, kolam tempat berwudhu, serta mimbar tempat makam Kiai Delamat.
Masjid Al-Mahmudiyah (Masjid Suro), tampak dalam,  
5.      Masjid Jami' Sungai Lumpur
masjid ini didirikan oleh masyarakat sekitar dan pedagang2 arab pada saat itu. Dan masjid ini termasuk dari 5 masjid tertua di palembang selain Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Masjid Lawang Kidul, Masjid Kiai Merogan, dan Masjid Suro.
Masjid Sungai Lumpur

Pose dulu ah.. di Masjid orang Arab nya  ^_^
6.      Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho adalah masjid yang didirikan oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Di       Indonesia masjid Cheng Ho hanya terdapat di 3 kota. Surabaya, Semarang dan Palembang. Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, Laksamana asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam.
Masjid Cheng Ho

 
Menara Mesjid Cheng Ho,
             7. Masjid Kiai Merogan
Masjid Kiai Merogan didirikan pada tahun 1310 H atau 1890 M oleh ulama Palembang yang sangat terkenal, yaitu Ki Mgs. H. Abdul Hamid bin Mgs H. Mahmud alias K. Anang atau yang lebih dikenal dengan nama Kiai Merogan dengan biaya sendiri. Ki Mgs. H. Abdul Hamid bin Mgs H. Mahmud alias K. Anang atau Kiai Merogan ini dilahirkan pada tahun 1811 M dari seorang ulama dan pedagang yang sukses. 

 Ulama ini lebih dikenal sebagai Kiai Merogan. Panggilan itu merujuk pada tempat tinggal dan aktivitasnya yang banyak di kawasan muara Sungai Ogan (salah satu anak Sungai Musi) di kawasan Seberang Ulu. Kiai Merogan dilahirkan pada tahun 1811 M dan wafat pada 31 Oktober 1901. Ulama ini dimakaman di areal Masjid Ki Merogan, salah satu masjid yang dibangun selama syiar Islamnya.
 
Terjebak kemacetan, ketika hendak ke Mesjid Kiai Merogan

                            ---------------------------------********------------------------------------


                                               

(HeNi’s SmiLe)

0 komentar:

Posting Komentar