Jumat, 12 Oktober 2012

Ya.. begini nih kalau sudah Jodoh



Tidak ada yang kebetulan di dunia ini..
pun bagaimana cara kita bertemu..

Minggu, 07 Oktober 2012

Islam untuk mu...


Apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama...

maka...
sejauh apapun mereka...
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi...
sebesar apapun beda diantara mereka...
sekuat apapun usaha mereka untuk menghindarkannya...
meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya...
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya...

Baginda Rasulullah Menjelang Ajal


Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang
mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala nitu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru
sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. " Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya."Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa'alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.

Biarlah Aku cantik dimata-Mu



Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki, biarlah
aku cantik dimatamu..

Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai
murkah Allah ada disitu..
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki 
bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu
seolah-olah aku ini barang yang dapat dimiliki
sesuka hati..

Bagaimana akan kujawab dihadapan Allah kelak
andai ditanya?
Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup dimuka bumi?
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku,
aku juga perlu menjadi perempuan yang baik,
bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang
baik untuk lelaki yang baik Aku bukanlah gadis
yang cerewet dlm memilih pasangan hidup..

Siapalah diriku untuk memilih
permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir 
yang wujud dimana-mana,
tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain,
 dilamar lelaki yang bakal memimpinku kearah tujuan yang satu.. Islam

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf,
juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman,
atau semulia Nabi Muhammad, yang mampu
mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuatku terpikat..

Andainya kaulah
jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, 
Allah pasti akan menanamkan rasa kasih sayang dlm hatiku juga hatimu..
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi 

oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dgn itu hilang harga dirinya
dihadapan Allah, Yang dicari walaupun bukan putra raja, biarlah putra
agama..
Yang dimimpi, biarlah tak punya rupa, asal
sedap dipandang mata..Yang dinilai, bukan
sempurna sifat jasmani, asalkan sifat rohani&hati.

Yang dihadapi, bukan jihad pada semangat, asal
perjuangannya ada matlamat.. Yang dinanti,

bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji
setia..Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn
kehendak hati, insyaAllah ku redha dgn ketetapan Illahi
Wahai wanita, kuingatkan diriku, dan dirimu,
peliharalah diri & jagalah kesucian..

oasejiwa.~