Kamis, 03 Januari 2013

Segores Tentang Ibu


Seulas senyum kupersembahkan kepada kalian wahai wanita yang telah jihad fisabilah. Kepada engkau wanita yang telah mengorbankan darah. Dan, kepada engkau wahai wanita yang selalu terjaga di kala kegelapan mulai berkhitbah.

Aku tahu, tidak akan ada yang mampu membalas semua perjuanganmu kecuali Tuhan Sang Maha Pemurah. Engkau teteskan air mata, engkau keluarkan peluh bercampur nanah, hanya untuknya ... Untuk seorang jiwa yang kau sebut anak. Kugoreskan sebait doa untuk kalian, Allah membalas semua kebaikan kalian.

 Dalam setiap hembusan napas sang anak, engkaulah pusaka yang paling berharga.
Engkaulah delima yang tiada tara. Dan, engkaulah permata beraroma nirwanaWahai, kalian yang telah disebut Ibu. Berbanggalah karena Allah memberikan kelebihan kepada kalian. Allah telah memercayakan hamba-Nya di rahim kalian. Kalian manusia terpilih, manusia yang diberi karunia berupa kepercayaan dari Maha Raja. Sungguh, tiada keindahan melebihi sebuah kepercayaan dari Tuhan Semesta Alam. Dan, untukku, pun untuk kalian yang telah disebut anak. Berbahagialah jika kalian masih memiliki seorang Ibu. Di dalam jiwanya, di dalam tengadah tangannya, bahkan di dalam air matanya, di sanalah ia mematri  jalan menuju kehakikatanmu sebagai manusia.

Wahai engkau yang disebut anak, terkadang kita berpikir bahwa kesuksesan yang  kita raih. Terkadang kita pongah dengan eksistensi diri kita yang sudah berseragam. Hingga, kita melupakan atau tanpa sadar ada perkataan kita yang menyakitkan hati seorang Ibu. 

Aih, alangkah malangnya kita. Padahal, yang membuta kita sukses, berseragam, dan memiliki nama adalah hasil doa ibu yang TIDAK PERNAH KITA KETAHUI. Ya, seorang Ibu akan selalu menangis, akan berdoa ketika anaknya terlelap. Dan, ironisnya, kita tidak menyadari hal itu. Di sini, kugoreskan kata untuk kalian yang telah disebut Ibu. Dan, di sini pula, kugoreskan kata-kata ini sebagai seorang anak. Terimakasih atas segala perjuangan kalian, Wahai Wanita Mulia. Tanpa kalian, tidak mungkin aku dan anak-anak lainnya bisa menghirup udara dunia fanna ini. ^hy

0 komentar:

Posting Komentar