Sabtu, 26 November 2011


Pembangunan di Negara Maju dan Berkembang
(Tinjauan Pada Sosiologi Pembangunan)

Pendahuluan

PEMBANGUNAN sosial adalah strategi yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna. Secara sempit, pembangunan sosial dapat didefinisikan sebagai pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat. Untuk itu sosiologi pembangunan membahas mengenai pembangunan sosial dalam kehidupan negara di dunia.
Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya.
Kalian tentu pernah mendengar bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan sebagainya disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, Brasil, India, Pakistan, dan termasuk negara kita disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur.

 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan makalah kami, sebagai berikut:
1)      Sebutkan  ciri-ciri negara maju dan negara berkembang?
2)      Bagaimana tahap-tahap perkembangan suatu negara?
3)      Bagaimana mengindentifikasi negara maju dan negara berkembang dalam kehidupan realita?
4)      Jelaskan profil singkat salah satu contoh negara maju dan negara berkembang?

PEMBANGUNAN DI NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
(Tinjauan Pada Sosiologi Pembangunan)
A. CIRI-CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU
1). Indikator Negara Berkembang dan Negara Maju
Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan.[1] Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik. Penggolongan suatu negara menjadi negara maju atau berkembang dapat diketahui berdasarkan indikator-indikator berikut.

a.  Indikator kuantitatif (data yang dapat dihitung),[2]
1)   Jumlah dan kepadatan penduduk
2)   Tingkat pertumbuhan penduduk
3)   Angka beban tanggungan; dan usia harapan hidup

b. Indikator kualitatif (data yang hanya dapat dibandingkan),[3]
1)                            Etos kerja dan pola pikir
2)                            Tingkat kesehatan
3)                            tingkat pendidikan
4)                            Pendapatan dan  mata pencaharian
5)                            Kesadaran hukum


2). Ciri-Ciri Negara Berkembang.
a. Memiliki Berbagai Masalah Kependudukan
Berbagai tekanan dan masalah kependudukan yang merupakan masalah kompleks di negara-negara berkembang, antara lain:[4]
1)      Laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi
2)      Persebaran penduduk tidak merata;
3)      Tingginya angka beban tanggungan;
4)      Kualitas penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk juga rendah.
5)      Angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta
6)      Rendahnya pendapatan perkapita.

b . Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer
Hal ini dikarenakan, pada umumnya >70% penduduk di negara berkembang berlatar belakang kehidupan agraris yang cara pengolahannya masih dilakukan dengan alat-alat dan metode-metode sederhana. Kondisi ini pula yang menyebabkan sebagian besar penduduk negara-negara berkembang masih tinggal di pedesaan.

c . Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki belum mampu dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya, negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini pada akhirnya dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) karena belum memiliki teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.

d . Ketergantungan terhadap Negara Maju
Negara berkembang pada umumnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, namun terbentur kendala modal dan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung tergantung pada teknologi dan kucuran dana (baik hibah ataupun pinjaman) dari negara-negara yang lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang sedang dijalankan. Pada praktiknya, negara-negara donor tersebut pemberikan pengaruh yang bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara yang dibantunya.
e . Keterbatasan Fasilitas Umum
Kemampuan pemerintah negara berkembang dalam bidang keuangan negara pada umumnya terbatas. Hal inilah yang menyebabkan keterbatasan fasilitas umum yang mampu disediakan oleh pemerintah.
f. Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Relatif Rendah
Tingkat partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum relatif masih rendah. Masyarakatnya (termasuk pejabatnya) masih banyak yang melakukan kecurangan-kecurangan hukum tanpa rasa malu. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang terjadi, antara lain pemaksaan kehendak, penyuapan, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan fasilitas umum, dan sebagainya. Kesetaraan gender juga belum membudaya, wanita yang aktif bekerja masih dianggap sebagai hal yang kurang pantas menurut beberapa kalangan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia juga belum dapat dilaksanakan secara optimal.
g . Tingkat Pendidikan Masih Rendah
Tingkat pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah. Hal tersebut dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun nonformal masih terbatas dan belum memadai sehingga belum dapat dijangkau oleh seluruh penduduk di negara tersebut. Akibatnya, masih banyak dijumpai penduduk yang buta huruf.
h. Tingkat Pendapatan Masih Rendah
Mayoritas penduduk negara berkembang bekerja pada sektor pertanian yang umumnya masih dikerjakan secara tradisional. Tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh penduduk yang rata-rata masih rendah menyebabkan penduduk tidak mampu bersaing untuk bekerja atau menciptakan pekerjaan di sektor lain. Kondisi demikian mengakibatkan penduduk negara berkembang memiliki penghasilan atau pendapat rata-rata yang relatif rendah, sehingga pendapatan perkapita juga rendah.
i . Tingkat Kesehatan
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada tingkat kesehatan penduduknya. Pada umumnya penduduk negara berkembang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan. Minimnya sarana dan prasarana kesehatan menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi, sedangkan angka harapan hidup rendah.
3). Ciri-Ciri Negara Maju.[5]
a. Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.

b . Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan
Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.
c . Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa
Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat dipastikan bahwa >70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.
d . Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
Tingginya kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
e . Ekspor yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
Ada kalanya, suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki sumber daya alam sama sekali, namun dapat menghasilkan produk olahan sumber daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah dari negara Inggris sangat minim, namun negara tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan memasarkannya ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan minyak mentahnya tercukupi dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam kategori negara-negara berkembang.
f . Tercukupinya Penyediaan Fasilitasilitas Umum
Negara maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan sarana fasilitas umum yang ada.

g. Kesadaran esadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung Tinggi
Masyarakat di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum. Pemerintahan yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggung jawabkan) serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan dan pengambilan keputusan. Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam penentuan jabatan, namun kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan terhadap hak asasi manusia dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas, misalnya untuk kaum difabel (different ability) seperti orang tua, tuna netra, atau penyandang cacat fisik yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau kesempatan kerja yang sejajar dengan masyarakat normal.
h. Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
i . Tingkat Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
Kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi. Kondisi itu membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai penghasilan utama, tetapi di sektor industri jasa dan perdagangan. Variasi pekerjaan di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk negara maju memiliki pendapatan rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada pendapatan perkapita yang tinggi pula.
j . Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik, dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang tinggi di negara maju. Secara sederhana, perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang saat ini dapat dilihat pada tabel berikut.

B. TAHAP-TAHAP PERRKEMBANGAN SUATU NEGARA
Tahapan perkembangan negara tersebut menurut Walt Whitman Rostow, seorang ekonom dari Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul Stages of Economic Growth (Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Ekonomi) terbagi menjadi lima tahapan, dengan nama dan ciri-ciri berikut ini:[6]
a. Tahap Masyarakat Tradisional ( Traditional aditional Socie Society Stage)
1)        Kondisi masyarakat yang belum produktif
2)        Cara berproduksi dan pola perekonomian yang dijalankan masih tradisional
3)        Sistem dan pola kerja yang telah ada masih bersifat tradisi/turun temurun
4)        Perekonomian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (belum berorientasi pasar) dan mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian

b. Tahap Prakondisi Lepas Landas (Precondition for Take Off Stage)
1)        Terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya
2)        Sudah mengenal dan menggunakan teknologi untuk lebih produktif dan efisien
3)        Sudah muncul kesadaran menabung yang lebih produktif di lembaga-lembaga keuangan
4)        Kegiatan perekonomian terus bergerak ke arah kemajuan
c . Tahap Lepas Landas ( Take Off Stage)
1)        Semakin berkembangnya usaha-usaha produksi
2)        Terciptanya berbagai pembaruan yang lebih produktif dan efisien di segala bidang
3)        Sektor produksi merupakan sektor dominan yang memacu pertumbuhan ekonomi
4)        Semakin meningkatnya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional
d . Tahap Gerak Menuju Kematangan ( Drive for Maturity Stage)
1)      Sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang terus menerus
2)      Penggunaan teknologi modern pada masyarakat semakin meluas
3)      Semakin mantapnya struktur ekonomi negara
4)      Negara mampu menginvestasikan pendapatan nasionalnya
5)      Industri modern semakin berkembang, terutama industri yang padat modal.

e . Tahap Konsumsi Massa Tinggi ( Age of High Mass Consumption Stage)
1)        Semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hingga pada tingkat pemenuhan kebutuhan sekunder bahkan tersier
2)        Perkembangan industri mencapai tahap tertinggi dengan kemampuan sumber daya manusia yang sudah mencapai taraf ahli.
C. MENGIDENTIFIKASI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU
Berdasarkan ciri-ciri negara berkembang dan negara maju yang telah diuraikan di depan, maka kalian dapat membedakan antara negara berkembang dan negara maju. Hal yang harus kalian ingat adalah tidak semua negara yang memiliki pendapatan perkapita tinggi dapat digolongkan sebagai negara maju, namun harus diperhatikan pula aspek-aspek lain sebagai karakteristik atau ciri-ciri negara maju seperti yang telah diuraikan di depan.
Salah satu contohnya adalah Uni Emirat Arab. Negara tersebut memiliki pendapatan perkapita yang tinggi dan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya sampai pada tingkat kebutuhan sekunder bahkan tersier. Akan tetapi, negara ini masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Hal ini dikarenakan masih adanya aspek-aspek lain yang menunjukkan ciri-ciri negara berkembang di Uni Emirat Arab, antara lain, masih banyaknya penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, penyokong perekonomian masih didominasi barang mentah (minyak mentah) dan bukan barang produksi, belum mampu mengolah sumber daya yang ada secara maksimal menjadi barang hasil produksi, serta memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bangsa-bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris dalam mengelola minyaknya. Ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi dengan teknologi yang dikuasai inilah yang menyebabkan  penggunaan modal dan tenaga kerja belum dapat digunakan secara maksimal.[7]
Lain halnya dengan Singapura. Meskipun negara ini relatif kecil, namun memiliki tingkat pendapatan perkapita yang tinggi, lebih dari 80% penduduknya tinggal di daerah perkotaan, pertumbuhan ekonomi didukung oleh sektor perdagangan dan jasa, serta komoditas ekspor didominasi barang-barang hasil produksi. Hal-hal tersebut menjadikan Singapura tergolong sebagai negara maju.
Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan negara berkembang tersebut, Michael Todaro dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Ekonomi Negara-Negara Berkembang membagi wilayah negara-negara di dunia ini menjadi dua kawasan, yaitu kawasan Utara untuk menyebut negara-negara maju dan kawasan Selatan untuk menyebut negara-negara berkembang.[8]
D. BEBERAPA CONTOH PROFIL SINGKAT NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU
A). Contoh Profil Negara Berkembang
1. Indonesia
Umumnya masyakat adalah bermata pencaharian petani dengan ketergantungan yang tinggi akan hasil sektor pertanian, akan tetapi sampai sekarang untuk pengelolahan bahan mentah Indonesia masih tergantung tinggi pada perekonomian luar negeri yakni hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang tidak menentu akibat dari pasokan alat teknologi yang belum maju
a. Tantangan Pembangunan Indonesia
Pada tahun 1998, Indonesia mengalami gejolak politik dan krisis keuangan, negara ini ternoda oleh sistem pemerintahan dan politik yang dipenuhi praktik suap sehingga menimbulkan peningkatan kemiskinan yang luar biasa. Lebih dari 50% penutupan banyak pabrik, menimbulkan dampak besar bagi pendapatan masyarakat.[9] Pemerintah barupun mencari program yang dapat menghindari lapisan atasan pemerintahan yang cenderung korup untuk meningkat kepercayaan masyarakat.
Dengan sekitar 17.000 pulau dan jutaan desa seluruh Nusantara, Indonesia harus dapat menjangkau wilayah-wilayah termiskin untuk memastikan bahwa penduduk disanapun menikmati peluang yang sama untuk bertumbuh dan berkembang. Kemiskinan tanpa memiliki penghasilan merupakan masalah serius terkait dengan mainutrisi dan tingkat kematian ibu, kurang mencukupi akses ke air bersih dan sanitasi, ketidakseimbanagn semakin meningkat dan kesenjangan antar wilayah tetap tinggi, jumlah pengangguran meningkat, tingkat kecerdasan/ pendidikan masyarakat masih rendah, dan distribusi pendapatan tidak merata.
b. Pendekatan pengetasan masalah
Walaupun telah terjadi kemajuan signifikan dalam pengentasan kemiskinan dibeberapa tahun terakhir, masih banyak masyarakat yang tetap miskin dan rentan. Berlanjut pertumbuhan ekonomi telah membantu banyak orang Indonesia keluar dari kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pengeluaran publik untuk kesehatan, pendidikan infranstruktur. Tingkat kemiskinan turun dari 16,7% jumlah penduduk di tahun 2004 menjadi 14,1% di tahun 2009, meskipun penurunan ini signifikan, lebih dari 332 juta penduduk Indonesia saat ini hidup dibawah garis kemiskinan, dan sekitar setengan dari seluruh rumah tangga tetap berada disekitar garis kemiskinan tersebut.[10]
Untuk mempercepat upaya pemerintah dalam menurunkan kemiskinan dan memastikan kesetaraan dan keikutsertaan, pada tanggal 16 agustus 2006, presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, mengumumkan program Nasional pemerdayaan Masyarakat (PNPM) sebagai payung kebijakan dan operasional bagi semua program pemerdayaan masyarakat di Indonesia. PNPM melanjutkan pengalaman keberhasilan sepuluh tahun pelaksanaan program penganggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP), yang sekarang telah menjadi PNPM perdesaan dan PNPM perkotaan, secara berurutan dengan mengadopsi pendekatan  pembangunan berbasis masyarakat dibantu dengan tekhnik keungan dari international bank for Reconstrution and Development (IBRD), PNPM sekarang telah mencakup semua desa dan kota seluruh Indonesia.
Tujuan PNPM secara keseluruhan akan dicapai melalui:
1)        Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan yang terbuka.
2)      Penyediaan kepada hibah kepada masyarakat secara langsung dan transparan untuk membiayai kegiatan pengentasan kemiskinan yang terbuka.
3)      Peningkatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah untuk bermitra dengan masyarakat dalam menyediakan layanan.

c. Hasil
Mulai dari tahun 1998 sampai 2006, PNPM telah menjangkau lebih dari 50.000 desa di perdesaan dan perkotaan sekaligus memberikan manfaat kepada lebih dari 11 juta keluarga melalui pencapaian yang signifikan. Evaluasi dampak 2008 yang sangat akurat menunjukkan peningkatan konsumsi perkapita riil sebesar 11% di antara rumah tangga miskin dan jumlah rumah tangga yang keluar dari garis kemiskinan di tingkat kecamatan 9,2% lebih tinggi didaerah PPK di bandingkan dengan daerah pembanding. Evaluasi tersebut menunjukkan bahwa, sebagai akibat dari keikutsertaan dalam PPK, rumah tangga yang rentan di sekitar garis kemiskinan lebih sedikit berisiko jatuh kedalam garis kemiskinan dan semakin lama suatu kecamatan mendapatkan pendanaan PPK, semakin besar perkiraan dampaknya pada pengeluaran rumah tangga perdesaan. PPK menurunkan tingkat pengangguran sebesar 1,5 persen dibandingkan daerah pembanding.
Pada bulan oktober 2009, gabungan program PPK / PNPM perdesaan dan P2PK / PNPM  perkotaan telah membangun dan merehabilitasi lebih dari 62. 000 kilometer jalan, 11.000 unit pemasok air bersih, 11.000 sistem irigasi, 6.500 kilometer  drainase, 17.500 posyandu dan 10.000 sekolah baru. Selain proyek-proyek tersebut, ada lebih dari 30.000 jenis kegiatan infranstruktur lain yang produktif secara ekonomi.[11] Sekitar 90 juta hari kerja tercipta dari PPK/PNPM perdesaan  dan 20 juta hari kerja dari P2PK / PNPM  perkotaan Evaluasi teknis  mandiri memberi nilai 91-93 persen, yaitu baik sampai sangat baik, atas kualitas infranstruktur. Evaluasi mandiri menemukan bahwa infanstruktur desa yang dibangun melalui PPK/P2PK/PNPM jauh lebih murah secara rata-rata, dari pada pekerjaan serupa yang dilakukan melalui kontrak pemerintah.
Partisispasi masyarakat dalam PNPM perdesaan dan PNPM  perkotaan tinggi. Tingkat partisipasi wanita dalam pertemuan PNPM mencatatkan rata-rata 45%. Hampir 60  peserta pertemuan berasal dari masyarakat miskin Namun, tinjauan jender dan evaluasi dampak 2008 menemukan bahwa PNPM dapat melakukan  lebih banyak tindakan dalam mempromosikan partisipasi wanita dan kelompok yang rentan.
Menuju masa depan proyek berbasis, pemerintah telah mendiskusikan kelanjutan PNPM sampai 2015 dalam dua tahap. Tahap yang sedang berjalan (2007-2009) adalah peningkatan ke cakupan nasional penuh atas 79.000 desa dan kota. Setelah mengalami peningkatan, PNPM akan bergeser kemodus yang lebih mandiri, sementara itu pemerintah daerah akan lebih berperan besar dalam pembiayaan. Beberapa pemerintah daerah telah mereplikasi model ini, dengan menggunakan dana mereka sendiri, untuk mengimplementasikan investasi sebelumnya. Juga, bersamaan dengan berjalannya waktu, prakarsa pengentasan kemiskinan lain akan di gabungkan kedalam PNPM agar program ditingkat masyarakat lebih ramping, dan terkoordinasi terhadap kebutuhan penerima manfaat.

d. Mitra
Kementrian koordinator bidang kesejahteraan Rakyat, kementrian Negara pembangunan daerah tertinggal, departemen keuangan, departemen dalam negeri, kementrian negara koperasi, dan usaha kecil dan menengah, departemen pertanian, kementrian komunikasi dan informatika, departemen kelautan dan perikanan, serta departemen industri dan departemen perdagangan indonesia. Pemerintah Australia, kanada, denmark, belanda dan inggris.[12]

2. Brasil.[13]
Brasil merupakan negara terbesar di wilayah Amerika Selatan, dengan jumlah penduduk sekitar 184.101.110 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Brasil hanya sekitar 22 jiwa/km². Mayoritas penduduknya masih tinggal di daerah pedesaan dengan tingkat penghasilan yang belum begitu tinggi. Di bidang perekonomian, Brasil menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita negaranya dari tahun ke tahun hingga mencapai 2.590 U$ dollar. Pendapatan tersebut didukung oleh kegiatan perekonomian Brasil dari berbagai sektor.


a. Pertanian dan Kehutanan
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara Brasil dan menyumbangkan sekitar 45% dari komoditas ekspornya. Hingga saat ini, Brasil merupakan pengekspor kopi utama dunia, hasil-hasil pertanian lainnya berupa teh, rempah-rempah, kapas, cokelat, tembakau, kayu, jagung, dan tebu. Adapun wilayah hutan di Brasil merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam pemenuhan produk domestik dan ekspor. Sekitar dua per tiga dari hasil-hasil hutan diperoleh dari hutan tropis asli, sedangkan sepertiganya dipenuhi dari hutan-hutan baru. Hasil-hasil hutan tersebut banyak dimanfaatkan untuk konstruksi dan pembuatan bubur kayu (pulp) sebagai bahan baku kertas.

b. Perikanan
Perikanan menyokong 3% dari kebutuhan protein masyarakatnya. Dua per tiga hasil perikanan dipenuhi dari hasil perikanan laut sedangkan sisanya dipenuhi dari hasil perikanan darat.

c. Pertambangan
Pertambangan menyumbangkan 8,6% devisa bagi negara. Tambang utama di Brasil adalah bijih besi, sedangkan hasil tambang lainnya adalah emas, minyak, timah, nikel, aluminium, kapur, intan, dan berbagai macam, batu mulia.
d. Perindustrian
Industri yang berkembang di Brasil, antara lain, industri baja, tekstil, semen, pengolahan makanan, petrokimia, perakitan pesawat dan mobil, serta barang-barang kimia dan elektronik.

e. Perdagangan
1)        Ekspor: mobil dan suku cadang, besi dan baja, kopi, teh, cokelat, tebu, rempah-rempah, produk makanan, dan ternak olahan.
2)        Impor: minyak dan produk olahannya, mesin-mesin mobil, kelistrikan, dan bahan-bahan kimia organik.

f. Kota-kota utama di Brasil
1)        Brasilia, merupakan ibukota dan pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.
2)        Sao Paulo, merupakan kota pusat industri, hampir 40% industri Brasil terdapat di kota ini. Jenis industri yang dominan adalah otomotif, tekstil, dan petrokimia.
3)        Rio de Jeneiro, merupakan kota pelabuhan laut utama yang sangat ramai. Di kota ini juga terdapat industri bahan-bahan kimia dan gelas.
4)        Porto Alegre, merupakan pusat industri pengolahan bahan makanan.

3 . Mesir.[14]
Mesir merupakan negara terbesar di wilayah Afrika Utara, dengan jumlah penduduk sekitar 76.117.430 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Mesir mencapai 77 jiwa/km². Wilayah Mesir yang luas tersebut kebanyakan didominasi gurun yang tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga penduduknya memusat di wilayah lembah Sungai Nil dan di pesisir pantainya. Adanya penduduk asli yang tinggal secara nomaden di daerah gurun menyebabkan Mesir mengalami ketimpangan dalam hal penyebaran penduduk dan pendapatannya. Meskipun memiliki banyak devisa, namun pendapatan perkapita penduduknya hanya mencapai 1.350 US dollar. Pendapatan tersebut didukung oleh beberapa kegiatan perekonomian berikut ini.

a. Pertanian
Sektor pertanian menyumbangkan 17% perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi wilayah gurun, namun Mesir mendapatkan berkah dari adanya aliran Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma, zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya proyek raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, sayuran, padi, tebu, dan rumput-rumputan untuk makanan ternak.

b. Peternakan dan perikanan
Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak yang hidup dari beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta. Salah satu dampak pembangunan bendungan Aswan adalah mampu mendukung kegiatan peternakan, sehingga saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan ternaknya dengan cara-cara modern. Adapun perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat banyak diusahakan di Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.

c. Pertambangan
Hasil tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan Semenanjung Sinai. Selain hasil tambang utama tersebut, dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.
d. Perindustrian
Perindustrian termasuk di dalamnya perakitan, pertambangan, dan konstruksi, memberi masukan lebih dari 35% pendapatan nasionalnya. Hasil industri utama negara ini adalah tekstil, bahan-bahan kimia, besi, dan minyak beserta olahannya. Hubungannya dengan negara-negara maju menyebabkan Mesir juga mulai membangun perindustrian di bidang otomotif, elektronik, barang-barang rumah tangga, dan obat-obatan. Kawasan industri utama terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona industri di sepanjang Terusan Suez.
e. Perdagangan
1)        Ekspor berupa kapas, benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan produk olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.
2)        Impor berupa mesin-mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas dan produk olahan makanan, serta bahan-bahan kimia. Selain memperoleh devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan dengan adanya Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari pelayanan pelabuhan dan bea masuk terusan.

f. Kota-kota utama di Mesir
1)        Kairo, merupakan ibukota dan kota terbesar di Benua Afrika. Berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.
2)        Alexandria, merupakan salah satu kota tertua di dunia, saat ini berfungsi sebagai pusat kebudayaan, filsafat, dan agama.
3)        Suez, merupakan kota pelabuhan yang ramai, terletak di tepi Laut Merah dan berfungsi sebagai pintu masuk Terusan Suez.
4)        Port Said, merupakan kota pelabuhan yang sangat ramai. Terletak di tepi Laut Tengah dan berperan sebagai pintu masuk Terusan Suez. Di kota ini terdapat berbagai jenis industri, seperti industri kimia, pengolahan makanan, perikanan, dan rokok.

B). Contoh Profil Negara Maju
1. Jepang.[15]
Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea, dengan jumlah penduduk mencapai 127.333.000 jiwa. Berdasarkan kedua indikator tersebut, rata-rata kepadatan penduduk Jepang sekitar 323 jiwa/ km². Sebagai negara kepulauan, Jepang memiliki beberapa pulau besar sebagai pulau utama, yaitu Honshu (pulau terluas sekaligus letak ibukota Jepang, Tokyo), Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku. Selain itu, terdapat lebih dari 3.000 pulau kecil yang mengelilinginya. Di bidang perekonomian, Jepang banyak memegang peran penting, pendapatan perkapitanya yang tinggi (mencapai 31.410 U$ dollar) serta kestabilan mata uangnya mengantarkan Jepang sebagai salah satu negara maju di kawasan Asia. Di percaturan dunia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan mendapat julukan “Macan Asia” karena kemampuan negara-negara tersebut dalam memperkukuh pengaruh perekonomiannya di kawasan Asia. Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Jepang di berbagai bidang.

a. Kemajuan di bidang pertanian
Daratan Jepang banyak terdapat gunung dan pegunungan, sehingga topografinya relatif kasar. Kondisi ini menyebabkan Jepang memiliki luas wilayah pertanian yang tidak begitu luas, yaitu hanya ±16% dari seluruh wilayah daratannya. Akan tetapi, meskipun luas wilayah pertaniannya relatif sempit, Jepang ternyata mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh kesuburan tanah dan kemampuan sumber daya manusia dalam mengolah dan berinovasi di bidang pertanian, terutama dalam pemanfaatan teknologi dalam menciptakan varietas-varietas baru unggulan, pupuk, alat-alat pertanian dan obat-obatan. Hasil-hasil pertanian Jepang antara lain padi, kentang, jagung, sayur-sayuran, teh, jeruk, dan apel.
b. Kemajuan di bidang perikanan dan peternakan
Ikan merupakan bahan makanan kegemaran mayoritas penduduk Jepang. Oleh karena itulah pemenuhan akan konsumsi ikan (terutama ikan laut) di Jepang sangat tinggi. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan arus hangat dan arus dingin (Kurosyiwo dan Oyasyiwo) di perairan Jepang yang kaya akan ikan. Hasil-hasil perikanan Jepang meliputi ikan salmon, makarel, tuna, hiu, haring, dan paus. Kesemuanya itu sebagian dikonsumsi langsung dan sebagian lagi diolah sebagai makanan kaleng. Adapun peternakan yang banyak berkembang di Jepang adalah peternakan babi, ayam, dan sapi.

c. Kemajuan di bidang industri
Jepang merupakan negara industri besar. Bahkan saat ini Jepang menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara industri besar di dunia. Produk industri Jepang telah tersebar ke berbagai pelosok dunia. Produk-produk tersebut meliputi produk permainan, barang elektronik, mobil/otomotif, obat-obatan/bahan kimia, tekstil, bahan makanan olahan, semen, kertas dan barang cetakan, kamera, dan alat transportasi. Bahkan, saat ini hasil industri otomotif Jepang merupakan hasil industri otomotif terbesar dunia. Hasil pembangunan negara Jepang di bidang industri ini sangat luar biasa, mengingat Jepang miskin sumber bahan mineral, sehingga sebagian besar bahan baku industri tersebut diimpor dari negara lain, termasuk dari Indonesia.

d. Kota-kota utama Jepang
1)        Tokyo, merupakan ibukota Jepang, sekaligus sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan bertaraf internasional.
2)        Osaka, merupakan kota terbesar kedua Jepang, sekaligus sebagai pusat industri tekstil.
3)        Nagoya, merupakan pusat industri pesawat terbang, otomotif, lokomotif, dan industri besar lainnya. Keberadaan kota ini oleh orang Jepang dianggap sebagai “ibukota” Jepang di wilayah tengah.
4)        Kyoto, merupakan ibukota Jepang hingga tahun 1868, kota ini sekarang berkembang sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
5)        Ginza, merupakan pusat hiburan, bisnis, dan perdagangan bertaraf internasional.

2. Amerika Serikat.[16]
Amerika Serikat merupakan negara benua yang terletak di kawasan Benua Amerika Utara, dengan jumlah penduduk sekitar 293.027.570 jiwa. Berdasarkan perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduknya, maka rata-rata kepadatan penduduk Amerika Serikat hanya sekitar 32 jiwa/km². Kepadatan penduduk ini pada umumnya berada di kawasan perkotaan, terutama di kota-kota wilayah pantai Timur dan pantai Barat.
Di bidang perekonomian, Amerika Serikat banyak memegang peran penting, bahkan dapat dikatakan mendominasi, terutama terhadap negara-negara yang sedang berkembang. Dengan pendapatan perkapita mencapai 36.010 U$ dollar dan kestabilan mata uangnya, Amerika Serikat mampu memposisikan diri sebagai negara maju. Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Amerika Serikat.

a. Kemajuan di bidang pertanian
Sebagai negara kontinental, Amerika Serikat mempunyai lahan yang masih sangat luas, bahkan dapat dikatakan hampir 47% lahan di Amerika Serikat masih digunakan untuk lahan pertanian. Dalam pelaksanaannya, lahan-lahan tersebut dikonsentrasikan dalam beberapa produk unggulan, seperti berikut ini.
1)        Kawasan lahan gandum yang disebut wheat belt, dapat dibedakan atas gandum musim dingin (winter wheat) yang terletak di daerah Kansas dan gandum musim semi (spring wheat) yang terletak di Montana, North Dakota, dan South Dakota.
2)        Kawasan lahan kapas yang disebut cotton belt dan merupakan penghasil kapas terbesar di dunia, terdapat di Texas, Alabama, Georgia, dan Lousiana.
3)        Kawasan lahan jagung yang disebut corn belt, terletak di daerah Ohio, Iowa, Minnesotta, Missouri, dan Indiana.
Selain pola pertanian per kawasan tersebut, Amerika Serikat juga mengembangkan pertanian secara umum, seperti perkebunan tembakau di Tennesse dan Virginia, perkebunan tebu di muara Sungai Mississippi, serta sayuran dan buah-buahan.
b. Kemajuan di bidang peternakan dan perikanan
Peternakan sangat maju dan telah lama dikembangkan di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat banyak memiliki area padang rumput (praire) yang sangat luas. Adapun hewan ternak utama adalah sapi, kuda, biri-biri, babi, dan unggas. Hasil ternak utama adalah daging, kulit, wol, susu, dan telur. Adapun perikanan diusahakan secara besar-besaran di wilayah Samudra Atlantik.

c. Kemajuan di bidang pertambangan
Bidang pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang telah lama dikembangkan di Amerika Serikat. Dengan kemampuan sumber daya manusia dan peralatan modern yang dimilikinya, Amerika Serikat mampu mengolah sendiri kekayaan alamnya. Berikut ini beberapa bahan mineral utama di Amerika Serikat:
1)        Batubara; merupakan bahan tambang mineral terbesar di Amerika Serikat. Lokasi penambangannya membentang dari Alabama hingga Pensylvania.
2)        Minyak bumi; cadangan minyak bumi Amerika Serikat juga tergolong besar, daerah pertambangannya tersebar di Ohio, Texas, Oklahoma, Pensylvania, dan California.
3)        Bijih besi; banyak diusahakan di sepanjang Pegunungan Mesabi (Mesabi Range) di dekat Danau Superior.
4)        Emas; terdapat di Nevada, Sacramento, dan Colorado
5)        Tembaga, timah, dan bouksit; banyak diusahakan di Arkansas, Arizona, dan Montana.
d. Kemajuan di bidang perindustrian
Perindustrian telah berkembang dan bahkan saat ini dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian di Amerika Serikat. Berikut ini beberapa industri besar di Amerika Serikat.
1)        Industri baja di Pittsburgh, Chicago, Birmingham, dan Cleveland.
2)        Industri kilang minyak di Texas dan Oklahoma.
3)        Industri tembaga di Montana.
4)        Industri tekstil di Georgia dan Carolina.
5)        Industri pesawat terbang, mobil, dan peralatan militer di Seatle dan Los Angeles.
6)        Industri mesin pertanian di Waterivo.
7)        Industri wol dan sutra di Pensylvania, Massachussets, New Jersey, dan South Carolina.

e. Kemajuan di bidang perdagangan
Sebagai negara yang menganut paham ekonomi kapitalis dan perdagangan bebas, bidang perdagangan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua negara di dunia ini menjalin hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat mengekspor mesin-mesin, otomotif, pesawat terbang, barang elektronika, bahan-bahan makanan dan minuman olahan, persenjataan, alat-alat kedokteran, bahan-bahan kimia, dan obat obatan, serta masih banyak lagi. Adapun impor Amerika Serikat terutama berasal dari negara-negara sedang berkembang berupa bahan-bahan baku industri, seperti minyak dan gas, kayu, kopi, gula, karet, dan berbagai bahan baku industri lainnya.

f.     Kota-kota utama di Amerika Serikat
1)        Sebagai negara maju yang sangat dominan di percaturan dunia, Amerika Serikat memiliki banyak kota terkenal. Beberapa kota terkenal tersebut, antara lain berikut ini. Washington, D.C, merupakan pusat kendali pemerintahan Amerika Serikat sekaligus letak istana kepresidenan.
2)        New York, merupakan kota terbesar sebagai pusat perdagangan dunia, di kota ini berdiri gedung pusat perdagangan dunia (World Trade Center Building/WTC) dan pusat pasar bursa dunia (The New York Stock Exchange/NYSE). Di kota ini juga terdapat markas besar PBB.
3)        Los Angeles, merupakan kota terbesar kedua dan berperan sebagai kota pusat industri perakitan, komunikasi, keuangan, dan busana. Lalu lintas pelabuhan udaranya merupakan yang terpadat di Amerika Serikat. Kota ini juga merupakan pusat industri pesawat terbang dan perlengkapan militer.
4)        Chicago, merupakan kota terbesar ke tiga. Kota ini dikenal sebagai pusat pemotongan hewan ternak, pusat pengecoran logam dan baja, produsen alat-alat kedokteran, perlengkapan perkeretaapian, sabun, cat, kosmetika, mesin-mesin industri, dan perlengkapan olah raga
5)        Philadelphia, pusat industri kimia, obat-obatan, pengolahan makanan, dan barang-barang cetakan. Kota ini juga terkenal karena kemajuannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mengantarkan Philadelphia sebagai kota pusat industri kesehatan utama di Amerika Serikat.




KESIMPULAN


Dari pembahasan diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa pembangunan di nagara maju dan negara berkembang jelas berbeda, ada indikator-indikator yang sangat tampak dalam membedakannya. Baik itu dari segi jumlah penduduk, pendidikan, mata pencarian, kualitas SDM, dan sebagainya.
Untuk mencapai taraf hidup yang sejahtera atau bisa masuk kedalam golongan negara maju suatu negara tidak langsung mendapatkannya secara instan, mencapai pembangunan yang signifikan dan merata suatu negara telah mengalami berbagai tahap dari berbagai masa.
Pengidentifikasian kemajuan suatu negara bukan hanya dilihat dari pendapatan perkapital yang tinggi akan tetapi itu harus didukung dari kualitas SDM, dan kelengkapan teknologi yang memadai untuk mengelolah hasil produksi.
Pada umumnya negara-negara berkembang seperti Indonesia, Brasil dan Mesir, pembangunanya tersendat dikarenakan kurangnya industri-industri yang berkembang di negara tersebut sehingga walaupun negara-negara tersebut memiliki SDA yang berlimpah, semua itu tidak dapat diolah menjadi barang jadi yang lebih memiliki nilai jual tinggi untuk itu barang mentah tersebut akan diekspor ke negara-negara maju seperti Jepang, As dan sebagainya, adanya ketergantungan pada negara maju masih sangat terlihat untuk perekonomian negara berkembang. Serta tingkat pendidikan, pertumbuhan penduduk, SDM yang sangat jauh berbeda antara negara maju dan negara berkembang.


[1] Dr.phil.Astrid S.susanto, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta :Bina Cipta, 1984),  Cet. I, Hal 153
[2] R.G. Soekadijo (editor: Philip Quarles Van Uford, Frans husken, Dirk Kruijt), Tendensi dan Tradisi dalam  Sosiologi Pembangunan (jakarta: PT Gramedia, 1989), Hal 32
[3] R.G. Soekadijo, Ibid; Hal 34
[4] Drs. Syahrial Syarbaini, M.A., Drs. A. Rahman, M.M., Drs. A. Rahman, M.M, Drs. Monang Djihado, Sosiologi dan Politik, (Bogor:  Ghalia Indonesia, 2004), Cet. II, Hal 53-54
[5] Dr.phil.Astrid S.susanto, Op Cit; Hal 89-91
[6] Dzulkarnain Djamin, Sumber Luar negeri Bagi Pembangunan Indonesia, (Jakarta, Universitas Indonesia, 1995), Hal 36
[7] Stephen K. Ssanderson, Makro Sosiologi, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2000),  Hal 327-328
[9] Drs. Syahrial Syarbaini, M.A., Drs. A. Rahman, M.M., Drs. A. Rahman, M.M, Drs. Monang Djihado, Op Cit; Hal 70
[10] Ibid; Hal 71
[11] Dzulkarnain Djamin, Op Cit; Hal 113
[13] Dr.phil.Astrid S.susanto, Op Cit; Hal 178-181
[14] Op Ci;t Hal 183-184
[16] Sanusi, Loc Cit;

0 komentar:

Posting Komentar