Karya Arsitek |
Binatang-binatang di alam sungguh menarik perhatian kita, terutama struktur
tubuh mereka. Dan contoh paling menakjubkan dari ketrampilan mengagumkan yang dimiliki binatang
adalah rumah yang mereka bangun sendiri dengan sangat ahli. Ketika kita
memperhatikan arsitek-arsitek lain di alam, kita dapat dengan jelas melihat
bahwa tiap-tiap mereka adalah keajaiban penciptaan. Marilah kita pelajari
sebagian kecil saja dari ribuan contoh yang ada.
Si Buta Pembuat 'Gedung Pencakar Langit'
Rayap adalah serangga kecil yang menye-rupai semut. Mereka hidup berkoloni
dan membangun sarang raksasa untuk diri mereka sendiri. Satuan terkecil
pembangun sarang tersebut adalah bata-bata mungil yang terbuat dari tanah, yang
dibuat rayap-rayap pekerja dengan mencampurkan air liur mereka sebagai bahan
perekat. Ukuran sarang rayap kadang dapat mencapai tiga sampai empat meter.
Arsitektur sarang yang menyerupai bangunan pencakar langit raksasa bila
dibandingkan dengan ukuran tubuh rayap itu sendiri, sungguh sangat
menakjubkan.
Bagian dalam sarang rayap dipenuhi dengan lorong-lorong sempit. Di bagian
dalam lorong-lorong tersebut, terdapat sekitar satu setengah juta rayap yang
bekerja bersama dengan keharmonisan yang luar biasa.
Ketika kita mengamati penampang melintang sebuah sarang rayap, kita akan
menemukan sebuah bilik khusus untuk ratu, sejumlah areal pertanian,
gudang-gudang penyimpan dan lorong-lorong pengatur kondisi udara. Rayap melakukan pekerjaan pembangunan dan perbaikan sarang. Selain itu,
mereka juga senantiasa siap menghadapi musuh yang mungkin datang, serta bercocok
tanam dalam sarang mereka dengan menanam jamur.
Kelangsungan hidup populasi besar seperti ini tergantung pada kondisi
terpenting, yaitu kestabilan suhu dalam sarang dan keseim-bangan kadar air.
Pemecahan masalah ini benar-benar sempurna. Papan-papan paralel dibuat di areal
atap sarang rayap ini. Papan-papan yang terbuat dari lumpur tersebut mampu
menyerap kandungan air yang dikeluarkan oleh tubuh rayap. Air ini menguap akibat
panas di bagian dalam dan keluar menuju bagian atas melalui celah-celah pengatur
kondisi udara pada sarang tersebut. Penguapan ini menurun-kan suhu dalam sarang
dan juga menjamin kesinambungan sirkulasi udara. Panel-panel dalam sarang rayap
melakukan fungsinya sebagai pengatur kondisi udara secara sempurna tanpa
cacat.
Terdapat contoh memukau lainnya tentang pengetahuan konstruksi rayap. Spesies
rayap lain, yang hidup di dataran Australia Utara, membuat sarang dengan bentuk
menyerupai pisau belati, yakni sangat lebar dengan bagian tepi yang sangat
tipis. Rahasia sarang ini terletak pada posisi sudutnya terhadap matahari. Rayap
membangun sarangnya dengan sudut tertentu sehingga pada siang hari, ketika
matahari berada di puncak ketinggi-an, sangat sedikit permukaan sarang yang
terkena sinar matahari. Dengan demikian, panas yang diterima menjadi minimum.
Sudut yang sama dipakai pada setiap sarang rayap jenis ini tanpa kesalahan.
Tapi, yang sesungguhnya paling menakjubkan adalah rayap yang mengerjakan
semua bangunan megah ini ternyata buta. Jadi, bagaimana makhluk teramat kecil
yang tak mampu melihat barang sesentimeter pun di depannya, mampu membangun
menara raksasa berdasarkan perhitungan teknik yang rumit? Bagaimana satu
setengah juta rayap dalam satu sarang mampu melakukan kerjasama sempurna seperti
ini?
Ahli biologi David Attenborough, seorang naturalis terkenal berkebangsaan
Inggris, berkomentar tentang pertanyaan ini pada salah satu dokumentasinya: masing-masing (rayap) pekerja meletakkan adonan lumpur pada
suatu tempat tertentu sebagaimana diinginkan oleh sebuah Rancangan Induk.
Bagaimana mereka mampu mengerjakan hal tersebut, kita masih belum
mengetahuinya.
Rancangan luar biasa yang tidak dapat dimengerti manusia, namun dipatuhi
rayap tanpa sanggahan tersebut, adalah ilham yang diberikan Allah kepada makhluk
ini.
Apartemen Bertingkat dari Kertas
Makhluk hidup lain yang mengingatkan kita pada lebah madu dengan kemampuan
arsitektu-ralnya adalah lebah liar pembuat kertas. Spesies lebah ini mengunyah
kayu dan menggu-nakannya untuk membuat selulosa, yakni kertas, di dalam
mulutnya. Lalu ia menggunakan kertas ini untuk membangun sendiri sarangnya yang
melingkar.
Ia membuat kantung-kantung heksagonal-persis seperti pada lebah madu-dari
kertas yang ia rekatkan pada bagian dalam atap rumah. Ia menempatkan satu telur
pada masing-masing heksagon pada atap rumah. Sekitar tiga minggu kemudian, larva
menetas dari telur-telur tersebut. Larva ini menunjukkan kecerdasan yang
mengejutkan dengan menutup lubang kantung yang sengaja dibiarkan terbuka oleh
induknya. Dengan cara demikian, mereka menghindarkan diri jatuh ke lantai karena
beban tubuh mereka. Setelah tumbuh beberapa minggu, mereka muncul dari dalam
kantung sebagai lebah liar dewasa.
Lebah liar muda ini tidak menyia-nyiakan waktu dalam menjalani kehidupan.
Setiap kewajiban yang harus mereka kerjakan telah diilhamkan dalam diri
mereka oleh Pencipta mereka, yakni Allah. Lebah muda tersebut memperbesar bangunan yang telah dimulai oleh induk-nya.
Pada akhirnya, koloni yang lebih besar muncul. Sarang lebah tersebut kini telah
menjadi sebuah blok apartemen bertingkat. Setiap lebah liar yang lahir di sini
akan patuh secara penuh pada ilham yang diberikan kepadanya.
Rumah dari Lumpur
Pot kecil, yang mungkin pernah Anda jumpai dalam hidup anda, telah dibuat
oleh spesies lebah liar lainnya. Lebah liar ini membuat lumpur lengket dengan
mencam-purkan air liurnya dengan tanah lembab. Ia membuat pot-pot yang sangat
seragam dengan menggunakan lumpur yang dibuatnya. Ia membuat bentuk pada lumpur
tersebut dengan memutarnya secara terus-menerus. Ini adalah teknik yang sama
sebagaimana yang digunakan manusia dalam pembuatan pot. Ketika pot selesai
dibuat, ia tidak lupa untuk memberi leher dan lubang potnya. Ketika segala
sesuatunya telah selesai, lebah tersebut memutar pantatnya ke arah mulut pot dan
meletakkan telur di dalamnya. Setelah menambahkan sejumlah bahan makanan ke
dalam pot, ia menutup rapat lubang mulut pada pot dan terbang pergi. Larva-larva
yang menetas dari telur tersebut akhirnya akan memecah pot dan keluar untuk
memulai hidup mereka secara mandiri.
Lebah-lebah muda yang lahir, mulai memba-ngun pot-pot sempurna, persis
seperti yang dilakukan oleh induknya, tanpa menjalani pendidikan dan pelatihan
terlebih dahulu. Ketrampilan sempurna yang mereka miliki diilhamkan dalam diri
mereka oleh Allah, yang telah menciptakan mereka.
Oleh karena itu, yang seharusnya kita takjubi dan puji ketika menyaksikan
segala bentuk keindahan, estetika dan kemegahan adalah kebesaran Allah, yang
menciptakan dan mengilhami semua konsep ini sebagaimana yang Dia kehendaki pada
diri makhluk hidup ciptaan-Nya.?
0 komentar:
Posting Komentar